Once upon a time in Oregon, USA
![Picture](/uploads/1/3/6/5/13657312/5301515.jpg?222)
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Kebudayaan di dunia beraneka ragam. Bahasa inggris yang merupakan bahasa international merupakan alat untuk mengenal kebudayaan antar bangsa. Dalam rangka belajar Bahasa dan mengenal keanekaragaman budaya dari belahan dunia tersebut, saya Wildan, mahasiswa Bahasa dan Sastra STAIN Surakarta angkatan 2004, mendapatkan kesempatan dari Kementerian Luar Negeri Negara Amerika Serikat (US dept of state) untuk belajar Bahasa Inggris secara intensif selama satu musim yang bertempat di Oregon State University, USA. saya Berangkat bersama 20 mahasiswa dari beberapa universitas ternama di indonesia pada tanggal 5 januari 2009. Keberangkatan tersebut merupakan perwakilan mahasiswa yang pertama dari STAIN Surakarta. Bertolak dari Bandara Internasional Adi Sumarmo, kemudian berangkat dari Bandara Internasional Soekarno Hatta di Jakarta menuju Amerika Serikat. Dalam perjalanan dari Indonesia ke Amerika Serikat, sempat transit di Beberapa Bandara Internasional antara lain Singapura dan Nagoya (Jepang). Perjalanan dilanjutkan dengan menyeberangi samudera pasifik kearah timur menuju bandara Internasional San Fransisco, California. Kemudian menuju kearah utara menuju bandara Internasional di Portland, Negara bagian Oregon. Waktu itu musim dingin (winter) di Amerika. Suhu disana terkadang mencapai -0’ celcius. sempat terjadi penutupan Bandara karena menebalnya salju yang mengganggu penerbangan. Namun akhirnya, kami bisa mendarat dengan selamat.
Kami belajar di English language Institute (ELI) di Oregon State University, USA. Waktu belajar kami setiap hari senin sampai jum’at dengan jam belajar menyesuaikan jadwal dan level masing masing. Kami bergabung di kelas internasional. Jadi, kami berteman tidak hanya mahasiswa dari Amerika dan Eropa, namun juga dari berbagai belahan dunia seperti dari benua afrika dan timur tengah. Kami sangat senang belajar disana. Pada bulan pertama sering turun salju, disertai cuaca dingin yang ekstrim, namun tidak membuat kami patah semangat dan terus menimbulkan rasa penasaran yang luar biasa. Saya dan teman teman tinggal di kota Corvallis, kota pendidikan yang ramah lingkungan dimana pernah mendapat penghargaan sebagai kota paling Hijau dan Kota paling aman sekaligus ternyaman di Amerika. Barangkali saya adalah seorang mahasiswa yang beruntung karena sempat dikenal dan akrab dengan Walikota Charlie Tomlinson. Saya sering diundang untuk menyaksikan beberapa event kota di musim dingin 2009. Negara bagian tersebut terkenal dengan penghasil pohon natal terbesar di dunia, eksportir lumber terbasar di Amerika, dan mild rain yang sangat indah. Pemandangan di setiap kawasan dengan rusa liar dan gunung-gunung es yang menakjubkan, pantai kawasan pasifik yang indah, serta tempat yang masih alami menjadikan saya makin kerasan tinggal di Negara bagian tersebut. Oregon, yang berbatasan langsung dengan Negara bagian California, merupakan satu satunya Negara bagian di Amerika serikat yang tidak memungut pajak pembelian barang.
Keadaan di kampus sangat nyaman. Saya tinggal di Cauthorn hall, sebuah asrama berlantai lima di lingkungan kampus. Bersepeda di lingkungan kampus dan keliling kota adalah salah satu hobi saya ketika beraktifitas di pagi dan siang hari. Bike route yang disediakan di tepi jalan dan pelican crossing di setiap perempatan membuat kami tidak merasa khawatir akan keselamatan bersepeda. Fakultas kehutanan dan Pertanian di Kampus dengan mascot Beaver dan Orange tersebut terkenal terbaik di Amerika. Persahabatan saya dengan mahasiswa Amerika juga terjalin sangat akrab. Kami sering berbagi cerita dan mengunjungi event-event budaya yang ada di Negara bagian tersebut. Disamping kuliah dengan materi empat kemampuan bahasa sekaligus tutorial, kami juga mendapatkan mata kuliah Cultural Awareness, American Survival, dll. Kesempatan untuk berinteraksi serta bergabung ikut kuliah dari beberapa professor yang saya kenal juga menambah khasanah tentang kebudayaan dunia. Terkadang secara spontan, saya sering ikut di beberapa kegiatan kampus sebagai volunteer di komunitas APCC (Asia Pacific Cultural Center). Banyak Keluarga Indonesia yang bekerja sebagai Profesor peneliti disana sangat menyenangkan. Bersama teman Indonesia, kami sering diajak menjelajahi Negara bagian tersebut, dari Ibukota Negara bagian (salem), kota metropolitan (Portland), naik wagon amerika, sledding di gunung es, naik pesawat pribadi, hingga ke tepi sungai Columbia yang berbatasan langsung dengan Negara bagian Washington (Seattle).
Pola hidup masyarakat Amerika sangat teratur, sehingga kami harus menyesuaikan dengan mereka. Mulai hal tepat waktu, tidak buang sampah sembarangan, hingga budaya tertib berlalu lintas yang sudah merupakan kebiasaan mereka turun temurun. Mereka sangat menghormati keberagaman dan agama lain. Sebagai seorang muslim, saya sering menjalin persahabatan dengan imam masjid ‘’salman al farisi’’, satu satunya masjid di sebuah karesidenan kota Corvallis. Muslim di Amerika sangat ramah dan luar biasa. Pertama sholat di masjid saya sempat merasakan hal yang sungguh berbeda, ternyata sholat menghadap kearah utara (arah kiblat paling dekat).
Pendidikan di amerika sangat maju. Saya menyempatkan diri berkunjung ke sekolah negeri dan swasta di kota Corvallis, atas rekomendasi dosen di kampus. Ternyata pembelajaran interaktif dan moving class membuat mereka semangat. Kreatif, inovatif, dan menyenangkan adalah hal yang harus dilakukan oleh seorang guru Amerika. Pembelajaran di kampus juga lebih mantap, kita sering belajar dengan metode Learning by doing/research. Perpustakaan Kampus menyediakan referensi lengkap sekaligus layanan peminjaman Laptop kepada mahasiswa. Untuk melengkapi bacaan, saya juga menjadi anggota tetap perpustakaan kota.
Demikian sepenggal pengalaman kisah di Amerika.
Maret 2009
Wildan M Muttaqin
Kebudayaan di dunia beraneka ragam. Bahasa inggris yang merupakan bahasa international merupakan alat untuk mengenal kebudayaan antar bangsa. Dalam rangka belajar Bahasa dan mengenal keanekaragaman budaya dari belahan dunia tersebut, saya Wildan, mahasiswa Bahasa dan Sastra STAIN Surakarta angkatan 2004, mendapatkan kesempatan dari Kementerian Luar Negeri Negara Amerika Serikat (US dept of state) untuk belajar Bahasa Inggris secara intensif selama satu musim yang bertempat di Oregon State University, USA. saya Berangkat bersama 20 mahasiswa dari beberapa universitas ternama di indonesia pada tanggal 5 januari 2009. Keberangkatan tersebut merupakan perwakilan mahasiswa yang pertama dari STAIN Surakarta. Bertolak dari Bandara Internasional Adi Sumarmo, kemudian berangkat dari Bandara Internasional Soekarno Hatta di Jakarta menuju Amerika Serikat. Dalam perjalanan dari Indonesia ke Amerika Serikat, sempat transit di Beberapa Bandara Internasional antara lain Singapura dan Nagoya (Jepang). Perjalanan dilanjutkan dengan menyeberangi samudera pasifik kearah timur menuju bandara Internasional San Fransisco, California. Kemudian menuju kearah utara menuju bandara Internasional di Portland, Negara bagian Oregon. Waktu itu musim dingin (winter) di Amerika. Suhu disana terkadang mencapai -0’ celcius. sempat terjadi penutupan Bandara karena menebalnya salju yang mengganggu penerbangan. Namun akhirnya, kami bisa mendarat dengan selamat.
Kami belajar di English language Institute (ELI) di Oregon State University, USA. Waktu belajar kami setiap hari senin sampai jum’at dengan jam belajar menyesuaikan jadwal dan level masing masing. Kami bergabung di kelas internasional. Jadi, kami berteman tidak hanya mahasiswa dari Amerika dan Eropa, namun juga dari berbagai belahan dunia seperti dari benua afrika dan timur tengah. Kami sangat senang belajar disana. Pada bulan pertama sering turun salju, disertai cuaca dingin yang ekstrim, namun tidak membuat kami patah semangat dan terus menimbulkan rasa penasaran yang luar biasa. Saya dan teman teman tinggal di kota Corvallis, kota pendidikan yang ramah lingkungan dimana pernah mendapat penghargaan sebagai kota paling Hijau dan Kota paling aman sekaligus ternyaman di Amerika. Barangkali saya adalah seorang mahasiswa yang beruntung karena sempat dikenal dan akrab dengan Walikota Charlie Tomlinson. Saya sering diundang untuk menyaksikan beberapa event kota di musim dingin 2009. Negara bagian tersebut terkenal dengan penghasil pohon natal terbesar di dunia, eksportir lumber terbasar di Amerika, dan mild rain yang sangat indah. Pemandangan di setiap kawasan dengan rusa liar dan gunung-gunung es yang menakjubkan, pantai kawasan pasifik yang indah, serta tempat yang masih alami menjadikan saya makin kerasan tinggal di Negara bagian tersebut. Oregon, yang berbatasan langsung dengan Negara bagian California, merupakan satu satunya Negara bagian di Amerika serikat yang tidak memungut pajak pembelian barang.
Keadaan di kampus sangat nyaman. Saya tinggal di Cauthorn hall, sebuah asrama berlantai lima di lingkungan kampus. Bersepeda di lingkungan kampus dan keliling kota adalah salah satu hobi saya ketika beraktifitas di pagi dan siang hari. Bike route yang disediakan di tepi jalan dan pelican crossing di setiap perempatan membuat kami tidak merasa khawatir akan keselamatan bersepeda. Fakultas kehutanan dan Pertanian di Kampus dengan mascot Beaver dan Orange tersebut terkenal terbaik di Amerika. Persahabatan saya dengan mahasiswa Amerika juga terjalin sangat akrab. Kami sering berbagi cerita dan mengunjungi event-event budaya yang ada di Negara bagian tersebut. Disamping kuliah dengan materi empat kemampuan bahasa sekaligus tutorial, kami juga mendapatkan mata kuliah Cultural Awareness, American Survival, dll. Kesempatan untuk berinteraksi serta bergabung ikut kuliah dari beberapa professor yang saya kenal juga menambah khasanah tentang kebudayaan dunia. Terkadang secara spontan, saya sering ikut di beberapa kegiatan kampus sebagai volunteer di komunitas APCC (Asia Pacific Cultural Center). Banyak Keluarga Indonesia yang bekerja sebagai Profesor peneliti disana sangat menyenangkan. Bersama teman Indonesia, kami sering diajak menjelajahi Negara bagian tersebut, dari Ibukota Negara bagian (salem), kota metropolitan (Portland), naik wagon amerika, sledding di gunung es, naik pesawat pribadi, hingga ke tepi sungai Columbia yang berbatasan langsung dengan Negara bagian Washington (Seattle).
Pola hidup masyarakat Amerika sangat teratur, sehingga kami harus menyesuaikan dengan mereka. Mulai hal tepat waktu, tidak buang sampah sembarangan, hingga budaya tertib berlalu lintas yang sudah merupakan kebiasaan mereka turun temurun. Mereka sangat menghormati keberagaman dan agama lain. Sebagai seorang muslim, saya sering menjalin persahabatan dengan imam masjid ‘’salman al farisi’’, satu satunya masjid di sebuah karesidenan kota Corvallis. Muslim di Amerika sangat ramah dan luar biasa. Pertama sholat di masjid saya sempat merasakan hal yang sungguh berbeda, ternyata sholat menghadap kearah utara (arah kiblat paling dekat).
Pendidikan di amerika sangat maju. Saya menyempatkan diri berkunjung ke sekolah negeri dan swasta di kota Corvallis, atas rekomendasi dosen di kampus. Ternyata pembelajaran interaktif dan moving class membuat mereka semangat. Kreatif, inovatif, dan menyenangkan adalah hal yang harus dilakukan oleh seorang guru Amerika. Pembelajaran di kampus juga lebih mantap, kita sering belajar dengan metode Learning by doing/research. Perpustakaan Kampus menyediakan referensi lengkap sekaligus layanan peminjaman Laptop kepada mahasiswa. Untuk melengkapi bacaan, saya juga menjadi anggota tetap perpustakaan kota.
Demikian sepenggal pengalaman kisah di Amerika.
Maret 2009
Wildan M Muttaqin
Masak Opor Susu dan adakan sholat Ied Berjamaah dengan masyarakat Indonesia di India..
![Picture](/uploads/1/3/6/5/13657312/5436360.jpg?405)
India adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Jadi, tak heran jika susah untuk menemukan masjid atau mushola di India. Namun, pemandangan lain didapatkan di ibukota Negara bagian andra Pradesh yang bernama Hyderabad. Kota metropolitan ini banyak dihuni oleh baik orang Muslim maupun orang Hindu. Selain itu ada pula komunitas Kristen. Komunitas agama ini sudah ratusan tahun hidup berdampingan secara damai. Hyderabad memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak dibanding kota besar lain di india, yakni 42% dari jumlah penduduk Hyderabad. Kota yang dipimpin oleh walikota muslim bernama Mohammed Majid Hussain ini terdapat banyak masjid. Salah satu masjid yang terkenal adalah masjid Mecca, yang mana ketika pembangunan masjid tersebut batu bata didatangkan langsung dari Mekah, Saudi Arabia. Masjid mecca terletak di kompleks bangunan terkenal di Hyderabad maupun di india yang bernama Charminar. Kota Hyderabad merupakan kota bersejarah. Kota ini memiliki angka kepadatan penduduk sebesar 14.192 jiwa/km². Di daerah metropolitan penduduk berjumlah 6.100.000 jiwa dan merupakan kota terbesar kelima di India. Kota ini biasa dikatakan tempat di mana budaya India Utara dan India Selatan bertemu.
Ramadhan tahun ini jatuh diantara pergantian musim panas ke musim dingin (monsoon), jadi waktu puasa dimulai sekitar pukul 05.00 sampai pukul 19.00. penduduk muslim india mayoritas merayakan lebaran pada hari senin, tanggal 20 Agustus, karena menurut mereka 1 syawal jatuh pada tanggal tersebut, dan puasa mereka genap 30 hari. Bagi saya, tahun ini merupakan kali pertama saya Lebaran di india dan terasa berbeda dibandingkan dengan di Indonesia. Kalau biasanya saya selalu mendengar takbiran keliling kota, kali ini suasana lebaran di Hyderabad tidak begitu nampak, maklumlah karena mayoritas warga disini beragama hindu. Saya dan bersama 20 orang warga Indonesia dan Malaysia di Hyderabad merayakan lebaran di rumah pak sukiman, salah satu warga Indonesia yang tinggal di kota tersebut. Rumahnya juga lumayan jauh dari tempat tinggal saya di Hyderabad.
Saya datang bersama teman teman mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia komisariat Hyderabad. Saya dan teman-teman sengaja datang sehari sebelum lebaran karena berencana memasak masakan Indonesia. Maklumlah, karena warga Indonesia di Hyderabad rindu masakan Indonesia. Malam menjelang lebaran saya dan teman-teman membuat sate kambing dan udang bakar. Walaupun mahasiswa Indonesia di Hyderabad semua laki-laki, namun jangan diragukan kepandaian mereka dalam memasak masakan indonesia, seperti membuat opor susu, sambel pecel, bumbu sate, bakwan goreng, ketupat, dan lain sebagainya. Kalau ketupat Indonesia dibungkus dengan daun kelapa, maka ketupat india cukup dengan plastic saja (hehe..). kalau opor Indonesia memakai santan kelapa, maka opor india memakai susu sebagai gantinya. Karena itulah saya sebut Opor susu. Yummy, nikmatnya.. kangen masakan Indonesia terobati.
Karena jumlah warga Indonesia yang datang sekitar 20 orang, maka kami memutuskan mengadakan sendiri sholat Iedul fitri berjamaah di rumah tersebut. Salah satu mahasiswa S3 Bertindak sebagai imam dan khotib. Sholat dimulai pukul 09.00 pagi sesuai dengan kebiasaan orang muslim india pada umumnya dan waktu sholat Ied di kota tersebut. Alhamdulillah, sholat berjalan dengan lancar dan khusyu’. MasyaALLAH, baru kali ini saya mendengar khotbah berbahasa Indonesia di Negara India. Sebelumnya setiap saya melaksanakan sholat jumat berjamaah di masjid di india, saya tidak paham tentang isi khotbah/ materi yang disampaikan oleh khatib (orang india) dengan menggunakan bahasa Hindi. Maklumlah, karena saya tidak mengerti bahasa hindi. Beberapa khattib terkadang menyisipkan bahasa telugu dan urdu kedalam isi khotbah jumatnya, hasilnya saya jadi tambah bingung.
Setelah sholat iedul fitri berjamaah pada hari senin, kami menyantap masakan Indonesia. Nikmatnya terasa. Saya dan teman teman rindu masakan Indonesia. Sekedar informasi bahwa semua masakan india terkadang tidak cocok dengan lidah orang Indonesia seperti saya, terutama bumbu Masala dan rempah-rempahnya yang begitu tajam terasa. Namun beberapa makanan seperti Biryani, dal, dosa, capathi, dan beberapa masakan china masih bisa diterima. usai berhalal bihalal dan makan makan dengan warga Indonesia di Hyderabad, saya tidak lupa untuk menyempatkan sungkem dengan Ayah bunda yang berada di Indonesia tepatnya di kota Solo. Namun sungkem tahun ini berbeda dengan sungkem tahun kemarin yakni hanya melalui telepon seluler saja. Walaupun demikian ayah bunda beserta dua adik saya mendoakan agar saya diberi kelancaran dalam belajar dan selalu rajin Ibadah. Setelah semua acara selesai, siang harinya saya dan beberapa teman teman mahasiswa Indonesia di Hyderabad pulang ke tempat tinggal di kota tersebut.
Alhamdulillah Lebaran tahun ini begitu bermakna bagi saya dan merupakan kali pertama lebaran di India. Bagaimanapun juga saya tetap kangen dengan lapangan yang dikerumuni orang-orang untuk sholat berjamaah lalu bersalam-salaman dan bersilaturahmi keliling kampung, makan ketupat opor ayam buatan bunda seperti lebaran tahun 2011 yang lalu. Karena tidak ada libur dan cuti bersama setelah lebaran seperti di Indonesia, maka pagi harinya saya masuk kuliah dan menjalani rutinitas belajar seperti biasa.
Hyderabad, 27 Agustus 2012
Ditulis oleh
Wildan Mahir Muttaqin
Mahasiswa S2 (MA English) di English and Foreign Language (EFL) University, Hyderabad, Andra Pradesh- India
Ramadhan tahun ini jatuh diantara pergantian musim panas ke musim dingin (monsoon), jadi waktu puasa dimulai sekitar pukul 05.00 sampai pukul 19.00. penduduk muslim india mayoritas merayakan lebaran pada hari senin, tanggal 20 Agustus, karena menurut mereka 1 syawal jatuh pada tanggal tersebut, dan puasa mereka genap 30 hari. Bagi saya, tahun ini merupakan kali pertama saya Lebaran di india dan terasa berbeda dibandingkan dengan di Indonesia. Kalau biasanya saya selalu mendengar takbiran keliling kota, kali ini suasana lebaran di Hyderabad tidak begitu nampak, maklumlah karena mayoritas warga disini beragama hindu. Saya dan bersama 20 orang warga Indonesia dan Malaysia di Hyderabad merayakan lebaran di rumah pak sukiman, salah satu warga Indonesia yang tinggal di kota tersebut. Rumahnya juga lumayan jauh dari tempat tinggal saya di Hyderabad.
Saya datang bersama teman teman mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia komisariat Hyderabad. Saya dan teman-teman sengaja datang sehari sebelum lebaran karena berencana memasak masakan Indonesia. Maklumlah, karena warga Indonesia di Hyderabad rindu masakan Indonesia. Malam menjelang lebaran saya dan teman-teman membuat sate kambing dan udang bakar. Walaupun mahasiswa Indonesia di Hyderabad semua laki-laki, namun jangan diragukan kepandaian mereka dalam memasak masakan indonesia, seperti membuat opor susu, sambel pecel, bumbu sate, bakwan goreng, ketupat, dan lain sebagainya. Kalau ketupat Indonesia dibungkus dengan daun kelapa, maka ketupat india cukup dengan plastic saja (hehe..). kalau opor Indonesia memakai santan kelapa, maka opor india memakai susu sebagai gantinya. Karena itulah saya sebut Opor susu. Yummy, nikmatnya.. kangen masakan Indonesia terobati.
Karena jumlah warga Indonesia yang datang sekitar 20 orang, maka kami memutuskan mengadakan sendiri sholat Iedul fitri berjamaah di rumah tersebut. Salah satu mahasiswa S3 Bertindak sebagai imam dan khotib. Sholat dimulai pukul 09.00 pagi sesuai dengan kebiasaan orang muslim india pada umumnya dan waktu sholat Ied di kota tersebut. Alhamdulillah, sholat berjalan dengan lancar dan khusyu’. MasyaALLAH, baru kali ini saya mendengar khotbah berbahasa Indonesia di Negara India. Sebelumnya setiap saya melaksanakan sholat jumat berjamaah di masjid di india, saya tidak paham tentang isi khotbah/ materi yang disampaikan oleh khatib (orang india) dengan menggunakan bahasa Hindi. Maklumlah, karena saya tidak mengerti bahasa hindi. Beberapa khattib terkadang menyisipkan bahasa telugu dan urdu kedalam isi khotbah jumatnya, hasilnya saya jadi tambah bingung.
Setelah sholat iedul fitri berjamaah pada hari senin, kami menyantap masakan Indonesia. Nikmatnya terasa. Saya dan teman teman rindu masakan Indonesia. Sekedar informasi bahwa semua masakan india terkadang tidak cocok dengan lidah orang Indonesia seperti saya, terutama bumbu Masala dan rempah-rempahnya yang begitu tajam terasa. Namun beberapa makanan seperti Biryani, dal, dosa, capathi, dan beberapa masakan china masih bisa diterima. usai berhalal bihalal dan makan makan dengan warga Indonesia di Hyderabad, saya tidak lupa untuk menyempatkan sungkem dengan Ayah bunda yang berada di Indonesia tepatnya di kota Solo. Namun sungkem tahun ini berbeda dengan sungkem tahun kemarin yakni hanya melalui telepon seluler saja. Walaupun demikian ayah bunda beserta dua adik saya mendoakan agar saya diberi kelancaran dalam belajar dan selalu rajin Ibadah. Setelah semua acara selesai, siang harinya saya dan beberapa teman teman mahasiswa Indonesia di Hyderabad pulang ke tempat tinggal di kota tersebut.
Alhamdulillah Lebaran tahun ini begitu bermakna bagi saya dan merupakan kali pertama lebaran di India. Bagaimanapun juga saya tetap kangen dengan lapangan yang dikerumuni orang-orang untuk sholat berjamaah lalu bersalam-salaman dan bersilaturahmi keliling kampung, makan ketupat opor ayam buatan bunda seperti lebaran tahun 2011 yang lalu. Karena tidak ada libur dan cuti bersama setelah lebaran seperti di Indonesia, maka pagi harinya saya masuk kuliah dan menjalani rutinitas belajar seperti biasa.
Hyderabad, 27 Agustus 2012
Ditulis oleh
Wildan Mahir Muttaqin
Mahasiswa S2 (MA English) di English and Foreign Language (EFL) University, Hyderabad, Andra Pradesh- India